Dalam dunia investasi, semua orang ingin mendapatkan keuntungan dan menghindari kerugian. Namun, tanpa pengorbanan, tak akan ada hasil. Demi mendapatkan keuntungan besar, investor harus berani mengambil risiko yang tak kalah besarnya. Risiko kerugian membuat banyak investor lebih mementingkan keamanan dibanding keuntungan. Kedua jenis ini dalam dunia investasi disebut sebagai risk-seeking (si pencari tantangan), dan risk averse (si pencari aman). Dalam artikel ini akan mengenalkan tentang apa itu risk-seeking dan risk averse? Kapan para investor menjadi risk-seeking dan risk averse? Apa sih keuntungan dari menjadi risk-seeking dan risk averse? Yuk, langsung aja simak penjelasannya.
Dalam bidang keuangan, risk-seeking adalah individu yang berani untuk mengambil risiko lebih besar dengan timbalan potensi keuntungan lebih tinggi. Risiko ini seringkali berhubungan dengan volatilitas harga dan ketidakpastian dalam berinvestasi. Investasi yang volatil dapat membawa keuntungan berkali-lipat atau malah membuat rugi! Nah, untuk bisa berhasil dengan risk-seeking, seorang investor harus menguasai teknik analisa saham agar risiko dapat diminimalisir.
Kebalikan dari risk-seeking adalah risk averse. Risk averse adalah individu yang lebih mengutamakan keamanan dana dibandingkan keuntungan. Dengan risiko rendah, risk averse menjamin stabilitas dan pengembalian dana yang masuk akal jika sewaktu-waktu terjadi bearish. Umumnya, pengembalian dana risk averse akan setara (atau sedikit melebihi) tingkat inflasi dari waktu ke waktu. Meskipun keuntungannya tidak seberapa, risk averse menjamin keamanan dana untuk jangka panjang. Karena risk averse cenderung memilih saham yang berisiko rendah, jadi investor tak perlu khawatir mengalami kerugian.
Banyak investor melakukan risk-seeking ketika ada bullish. Ketika terjadi kenaikan harga saham dan keuntungan di pasar modal, para investor akan berpikir bahwa kenaikan tersebut akan terus berlanjut. Jika investor berhasil mengatur strategi dan analisis, maka bisa mendapatkan keuntungan lebih dari rata-rata! Tapi ingat ya, keuntungan besar memang menggiurkan, namun tetap ada risikonya juga karena itulah disebut sebagai risk-seeking.
Berbeda dengan cara risk-seeking yang jumlah peminatnya bergantung pada kondisi pasar saham, risk averse bergantung pada kondisi dan goals keuangan sang investor. Cara risk averse juga dapat bersifat situasional. Contohnya, seorang investor bisa saja menjadi risk-seeking dengan investasi jangka pendek untuk melihat apakah akan terjadi bullish dalam tren pasar. Namun, untuk investasi hari tua, ia menjadi risk averse dalam berinvestasi karena resikonya yang lebih rendah dan pendapatannya lebih terjamin. Dengan begitu, ia berharap mendapat kestabilan finansial ketika sudah pensiun. Beberapa contoh investasi yang menjadi pilihan risk averse adalah money market fund. Money market fund atau reksadana pasar uang mengumpulkan dana investor untuk dikelola pada instrumen pasar uang. Karena dananya terkumpul dari banyak investor, kamu tidak memerlukan modal besar untuk mulai berinvestasi. Kemudahan pencairan juga membuat investor merasa aman. Jika sewaktu-waktu membutuhkan uang, investor hanya perlu request pencairan dan hasil investasinya pun dapat ia nikmati tanpa menunggu waktu lama.
1. Mengasah kemampuan analisa saham
Wajib hukumnya bagi seorang risk-seeking untuk paham tentang dasar-dasar analisa saham dan bagaimana memprediksi tren pasar. Risk-seeking memberikan peluang untuk mengaplikasikan kemampuan analisis investor ke dunia saham sebenarnya.
2. Mendapatkan keuntungan besar
Tidak hanya kembali modal, investor juga bisa mendapatkan keuntungan berkali lipat dari menjadi risk-seeking. Jika analisa yang dilakukan tepat, nantinya risiko tak akan seberapa dibanding besarnya keuntungan yang didapatkan!
3. Menikmati momentum
Tren pasar yang berubah-ubah dapat membuat prediksi harga menjadi sebuah tantangan. Namun bagi risk-seeking, hal ini lah yang selalu ditunggu. Mengapa demikian? Karena dengan berubahnya tren harga pasar, saham berpotensi mengalami bullish. Tentunya ketika terjadi momen ini, investor tak hanya dipenuhi rasa senang karena untung, namun juga akan menikmati rasa bangga karena risiko yang diambil ternyata berbuah manis.
1. Meminimalisir risiko kerugian
Kemungkinan mengalami kerugian dalam menjadi risk averse sangatlah minim. So, dengan menjadi risk averse, tidak perlu khawatir modalmu akan hilang karena tren pasar turun atau terjadi bearish.
2. Dapat menjadi sumber penghasilan
Meskipun keuntungan yang dibawakan seringkali lebih kecil dari risk-seeking, risk averse cenderung bergerak lebih stabil sehingga dapat membawa penghasilan rutin.
3. Likuiditas dan lebih fleksibel
Jika sewaktu-waktu investor membutuhkan dana cepat, pilihan investasi risk averse cenderung lebih membantu. Berbanding terbalik dengan risk-seeking yang dimana sahamnya cenderung memiliki harga yang fluktuatif.
Nah itu dia dua jenis investor cerdik. Tentu saja baik risk-seeking dan risk averse memiliki ciri khasnya masing-masing. Kamu tinggal memilih untuk menjadi jenis investor yang sesuai dengan budget dan goals kamu sehingga keuangan kamu semakin terjamin! Yuk langsung aja mulai praktekin ciri khas investor gaya kamu dengan berinvestasi #BersamaBIONS!
Download dan registrasi sekarang untuk raih peluang investasimu! Dapatkan kombo hadiah menarik yaitu voucher 50k dan cashback 100% fee broker dengan menggunakan kode referal BIONS.
Author Detail
BIONS