Peringkat obligasi adalah alat untuk mengukur kelayakan kredit suatu obligasi. Peringkat obligasi biasanya memberikan nilai pada obligasi untuk menunjukkan kualitas kreditnya, mengevaluasi kekuatan keuangan penerbit obligasi, atau kemampuannya membayar pokok dan bunga obligasi secara tepat waktu. Namun, apa jadinya jika kita sudah terlanjur membeli obligasi, lalu peringkat obligasi nya turun? Simak selengkapnya dalam artikel ini!
Baca juga: Saham Untung, Obligasi Malah Buntung: Nasib Obligasi di Tengah Saham
Peringkat obligasi turun bisa karena beberapa hal, seperti:
Turunnya peringkat kredit akan mengurangi kepercayaan investor terhadap obligasi, menyebabkan investor enggan untuk membeli obligasi tersebut, obligasi dari penerbit terkait, atau bahkan obligasi pada umumnya. Hal ini tentunya akan mengarah pada penurunan harga obligasi serta potensi kerugian bagi pemegang obligasi yang menjual sebelum jatuh tempo.
Imbal hasil obligasi mungkin meningkat untuk mengkompensasi risiko, berarti pembayaran bunga lebih tinggi bagi pemegang obligasi. Meskipun tampak menguntungkan, kenaikan imbal hasil mencerminkan risiko yang semakin besar. Prospek imbal hasil lebih tinggi dapat terkendala oleh risiko reputasi kredit obligasi yang merosot.
Jawabannya adalah tidak, dengan syarat investor memegang obligasi tersebut sampai jatuh tempo dan obligasinya tidak gagal bayar. Mengapa demikian? Karena penurunan peringkat obligasi kredit mengarah pada peningkatan imbal hasil. Namun, perlu diingat bahwa semua itu disertai dengan peningkatan risiko dan potensi dampak negatif terhadap nilai dan stabilitas obligasi.
Keputusan untuk cut loss atau tetap hold ada di tangan Sobi, jadi sesuaikan dengan goals dan keadaan finansial Sobi ya! Namun, agar semua ini dapat terhindarkan dari awal, Sobi harus pintar-pintar memilih obligasi, nih.
Kamu bisa melakukan transaksi beli obligasi di BIONS by BNI Sekuritas! Download dan registrasi BIONS sekarang! Dapatkan promo menarik yang bisa kamu cek selengkapnya di sini
Author Detail
BIONS