Pasar yang bergerak naik selalu menghadirkan energi positif untuk investor. Namun, di balik peluang cuan yang terbuka lebar, situasi ini juga dapat dimanfaatkan oleh investor untuk memikirkan strategi jangka panjang. Apakah di saham saja sudah cukup, atau diversifikasi bisa menjadi pilihan yang lebih bijak? Simak selengkapnya dalam artikel ini ya Sobi!
Baca juga: Mana yang Cocok Sama Kamu, Investasi Pasif atau Investasi Aktif?
Kenaikan IHSG menandakan bahwa harga saham yang naik lebih banyak dari harga saham yang turun, begitupun sebaliknya. Investor perlu memahami apa yang membuat pasar naik dan seberapa kuat tren tersebut.
1. Ekonomi Dalam Negeri
Pertumbuhan ekonomi Indonesia, inflasi terkendali, kebijakan Pemerintah, ataupun perubahan suku bunga menjadi hal penting yang membuat investor lebih optimis. Kondisi tersebut mendorong masuknya arus modal masuk ke saham.
2. Sentimen Global
Kebijakan The Fed, pergerakan harga komoditas dunia, dan stabilitias geopolitik global juga berpengaruh pada arah IHSG.
3. Kinerja Emiten
Selain faktor eksternal perusahaan, laporan keuangan perusahaan yang positif dan juga pertumbuhan laba emiten membuat saham lebih diminati, sehingga mendorong indeks secara keseluruhan.
Salah satu fenomena yang menggambarkan pergerakan saham yang naik adalah rally. Rally merupakan kondisi saat harga saham mengalami kenaikan secara konsisten dan signifikan dalam kurun waktu tertentu dalam satu hari, beberapa minggu, bahkan bulan.
Ketika kondisi pasar bergerak naik, investor dapat mengambil langkahnya masing-masing sesuai dengan tujuan dan kondisi. Setiap pilihan strategi memilki kelebihan dan risikonya.
Bertahan di Saham
Investor dengan profil risiko agresif dan tujuan investasi untuk jangka panjang, bertahan di saham dapat menjadi pilihan. Selama investor memilih emiten dengan fundamental yang kuat, kenaikan harga saham dapat memberikan poternsi imbal hasil yang lebih besar.
Diversifikasi
Diversifikasi portofolio bukan berarti tidak berinvetasi di saham sama sekali, tetapi menyeimbangkan portofolio. Instrumen investasi seperti reksa dana saham memungkinkan investor tetap menikmati tren pasar. Atau reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang juga bisa menjadi penyeimbang untuk mengurangi risiko fluktuasi.
Rebalancing
Saat pasar mengalami kenaikan, proposi saham dalam portofolio bisa mendominasi. Untuk menjaga keseimbangan, sebagian keuntungan dari investasi saham dapat dialihkan ke instrumen investasi lain. Rebalancing dapat membantu memastikan portofolio tetap sesuai dengan profil risiko investor.
Euforia pasar sering kali membuat investor mengambil keputusan terburu-buru. Selain ketiga hal di atas, sebagai investor harus memastikan bahwa keputusan yang diambil tepat dan tidak FOMO.
Kenaikan pasar khususnya IHSG memang menjadi kabar baik untuk investor, strategi dan keputusan untuk menyesuaikan tujuan finansial, profil risiko dan kondisi pasar harus dipikirkan dengan bijak. Dengan keseimbangan instrumen yang tepat, kamu sebagai investor tetap bisa menikmati peluang cuan sekaligus menjaga stabilitas portofolio jangka panjang.
Kamu bisa melakukan investasi saham, reksa dana, obligasi hingga EBA Ritel dalam satu aplikasi BIONS by BNI Sekuritas loh! Yuk, Download New BIONS sekarang di App Store, Play Store atau melalui link bit.ly/m/newbions!
Author Detail
BIONS